Rabu, 29 Juli 2009

Mp3Raid music code

Be spiritual not religious

"Be Spiritual not Religious"... adalah sebuah istilah yang saya suka karena mencerminkan sebuah makna yang universal di tengah pertempuran ideologi dan doktrin agama di saat ini yang cenderung ekslusif, membenarkan ajaran sendiri dan menyalahkan ajaran lain.

Ajaran agama di jaman ini merupakan bentuk pengorganisasian dari pengalaman spiritual dari nabi masing-masing di jaman dahulu. Dimana proses pengorganisasian ini memerlukan waktu yang lama, dari generasi ke generasi, dalam proses ini tentu terdapat resiko pembiasan atau salah penafsiran terhadap ajaran yang hendak disampaikan berdasarkan ajaran spiritual yang dialami oleh nabi tersebut. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya tafsir yang berbeda-beda dari jaman ke jaman pada banyak agama. Hal ini bisa terjadi karena penelaahan terhadap ajaran agama itu dilakukan dengan pendalaman secara intelektual duniawi dan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan kelompok pada jamannya masing-masing.

Alangkah baiknya kalau sekarang kita mulai mencoba untuk menggunakan nalar / logika dalam mencari kemajuan spiritual. Jangan terpaku pada doktrin dalam sejilid buku yang kita sebut sebagai kitab suci, kalaupun iya kita mau seperti itu yaitu mendapatkan bimbingan baku dari sebuah kitab (suci) maka setiap ayat atau ajaran yang terkandung dalam buku tersebut harus bisa dinalar, masuk akal dari segi logika kemanusiaan yang universal. Karena harus dicamkan bahwa kitab itupun merupakan buah pemikiran dari seorang manusia yang kemudian mengalami editing oleh generasi - generasi berikutnya yang menjalankan ajaran tersebut. Selama menjalankan ajaran yang tertuang dalam kitab tersebut maka kita haruslah mengevaluasi kemajuan spiritual yang didapat selama menjalankan ajaran itu. Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan acuan diantaranya :
1. Bertambahnya rasa kasihan terhadap sesama manusia (apapun agama dan sukunya) dan kemudian berkembang lagi dengan rasa kasihan terhadap makhluk lain. Karena harus diingat bahwa apapun makhluk lain tersebut mereka hidup di planet atau alam yang sama dengan kita yang berarti mereka juga diciptakan oleh Tuhan (atau sebutan lain yang anda sukai) yang sama yang menciptakan dan memberikan kita kehidupan. Bila anda yang tidak setuju dengan ini berarti anda beranggapan ada Tuhan yang lain lagi yang menciptakan mereka.
2. Bertambahnya ketenangan (berkurangnya rasa marah, dengki, dendam, dsb) dalam diri dalam menghadapi panggung kehidupan ini, segala tindakan yang didasarkan atas ketenangan akan menghasilkan sesuatu yang baik.
3. Rasa bahagia yang kian hari kian bertambah, secara kasat mata bisa dilihat dengan semakin seringnya senyum berkibar di bibir dan tercermin di pandangan mata.

Bila dalam menjalankan ajaran agama tersebut ternyata mengalami hal yang berlawanan dengan faktor-faktor di atas maka perlu dipertanyakan kebenaran ajaran yang dijalankan tadi dan perlu melakukan introspeksi diri dengan tidak takut untuk membuka diri terhadap ajaran lain yang mungkin lebih baik.

Ajaran agama harus mencerminkan sebuah ajaran spiritual yang mampu memberikan cara / metode ilmiah kepada para pengikutnya untuk mendapatkan pengalaman spiritual, yang akan memberikan mereka pengalaman langsung dengan sang Pencipta. Teknik-teknik spiritual tidak ada bedanya dengan hukum-hukum alam yang lain, bahwa bila kita melompat dari tempat yang tinggi pasti akan jatuh ke bawah karena adanya hukum gravitasi, bahwa bila kita memutar sebuah kumparan kawat di dalam medan magnet akan menghasilkan listrik, bahwa hal-hal ini dikumpulkan oleh para ilmuwan dalam sebuah buku dan sekarang kita sebut sebagai ilmu Fisika. Demikian pula halnya hukum-hukum spiritual dikumpulkan oleh para ilmuwan spiritual dalam bentuk buku (kita sebut sebagai kitab suci) untuk memungkinkan umat manusia yang lain mempraktekkan ilmu spiritual tersebut dan mendapatkan pengalaman spiritual seperti yang dialami oleh para nabi spiritual. Hukum-hukum alam yang dikumpulkan dalam ilmu Fisika maupun hukum-hukum spiritual yang dikumpulkan dalam kitab suci (yang benar dan tidak bias tentunya) merupakan bagian dari hukum alam yang kekal abadi (Sanatana Dharma = kebenaran yang kekal abadi). Biarpun buku-buku fisika dibakar dan dihancurkan namun hukum-hukum alam yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah hilang. Listrik sudah ada sejak dari adanya alam ini, namun baru pada sekitar abad ke 16 ditemukan (bukan diciptakan) oleh seorang ilmuwan dari Eropa.

Akhir kata perlu diingat bahwa dunia ini bisa berputar dengan adanya perbedaan energi, air mengalir dengan adanya perbedaan ketinggian, listrik bisa menyalakan bola lampu dengan adanya perbedaan potential sehingga menimbulkan arus listrik, sebuah kebun menjadi sangat indah dengan adanya tumbuhan dan bunga yang beraneka warna maupun jenis, lukisan menjadi tidak berarti bila hanya dicat putih saja, demikian juga dengan kehidupan bermasyarakat memang harus menghormati kebhinekaan apalagi di bumi Indonesia yang memang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, maupun kepercayaan. Kalau ada suatu kelompok yang ingin menyeragamkan cara hidup mereka terhadap kelompok lain, maka itu merupakan pembiasan dan pelanggaran dari norma spiritual universal yang pada suatu ketika nanti akan menemukan kehancurannya sendiri, karena hal ini sudah jelas tidak sesuai dengan hukum alam yang menjalankan alam semesta atas dasar perbedaan.